Search This Blog

Friday, 19 April 2013

Siapa Orang Miskin di Indonesia? [Apakah anda termasuk?]


Apakah anda termasuk orang miskin?
Menurut Pemerintah Indonesia, Jumlah penduduk miskin per September 2012 sebesar 28,59 juta orang (11,66 persen). Yang dimaksud penduduk miskin di sini adalah penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan (GK). Apa itu GK? GK merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Apa lagi GKM dan GKNM? GKM merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll). GKNM adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di pedesaan. Nah, sekarang siapa yang dianggap miskin ini? Apakah saya, anda termasuk penduduk miskin? 

Orang yang memiliki pengeluaran untuk konsumsi kurang dari 2100 kilokalori ditambah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Coba dilihat dari batasan berapa GK pada saat ini. Penting diketahui GK selalu berubah, sebagai contoh ada tahun 2012 bulan maret Rp 248.707,- sedangkan pada bulan september sebesar Rp 259.520,- meningkat sebesar 4,35 persen. 
-
Pertanyaan saya, 2100 kilokalori itu beserapa banyak? Apakah cukup nasi, sayur, dan lauk tempe? Apa ada yang lain? Silakan lihat di kuesionernya (di sini) terdapat 52 jenis komoditi di dalamnya. Dari batas 2100 kkal ini, dirubah dalam rupiah. Sehingga, setiap tahun nilainya berbeda, tergantung harga komoditi dan inflasi yang terjadi. Apa lagi inflasi itu? Bahas di tempat lain aja ya. J Nilai GKM pada bulan september sebesar Rp 190.758,-. Artinya, batasan kemiskinan adalah orang yang mengkonsumsi makanan sebesar 2100 kkal, seharga Rp 190.758,- setiap bulannya. Mungkin anda akan berfikir, siapa mereka? Pengamen saja setiap hari makan di warteg, anggaplah sehari Rp 10.000,-, sebulan menghabiskan Rp 300.000,-. Terus? Siapa orang yang pantas dianggap miskin? Mungkin saya terlalu naif dengan memikirkan situasi di Jakarta, saya mencoba memikirkan lebih jauh dalam bingkai Indonesia. 
-
Saya mencoba lari ke Mamuju, masuk ke perkampungan penduduk di tengah perkebunan. Mamuju adalah ibukota Provinsi Sulawesi Barat. Ternyata realitas masyarakat di sana, masih ada yang jauh dari perkiraan saya. Pada saat saya datang dalam rangka monitoring Program Pendataan Perlindungan Sosial (PPLS) 2011, masih ada penduduk yang hidup dengan mengandalkan hasil kebun. Jangankan Rp 10.000,- dalam satu hari, makan umbi dan sayuran yang dikonsumsi dalam satu hari dari kebun mereka, jika dijual tidak laku Rp 5.000,-. Itu Ibukota Provinsi, bagaimana dengan wilayah lain yang jauh dari ibukota? Dengan catatan, garis kemiskinan di Sulawesi Barat sebesar Rp 207.072,-. Wilayah lain yang hanya bisa dijangkau dengan jalan kaki, tentu saja akan lebih parah dari itu. Dengan angka konsumsi Rp 190.758,- setiap bulannya masih mungkin. Penduduk yang memiliki pengeluaran konsumsi di bawah itu? Masih banyak. Tapi apakah masyarakat Jakarta yang jadi pengamen dan tinggal di kolong jembatan tidak dianggap miskin?
-
Tunggu dulu, setiap wilayah memiliki garis kemiskinan masing-masing. Dalam artian, masing-masing wilayah memiliki batasan yang berbeda satu wilayah dengan wilayah lain. Misalnya di Jakarta memiliki GK Rp 392.571,-, artinya penduduk yang dianggap miskin di Jakarta memiliki pengeluaran konsumsi dasar di bawah Rp 392.571,-, lebih tinggi dbandingkan dengan angka nasional. Jika di Sulawesi Barat pengeluaran penduduk dalam satu bulan Rp 300.000,- dianggap tidak miskin, maka di Jakarta penduduk tersebut masih dianggap miskin. Mngkin masih berlaku bagi tukang ojek yang dicontohkan di awal.
-
Perlu dicatat 2100 kkal adalah kemampuan minimum seseorang untuk hidup (hanya hidup saja). Jadi kalau anda hanya ingin hidup dan tidak menginginkan makanan apapun, cukuplah mengkonsumsi 2100 kkal. Bagaimana cara mengukurnya? Ahli nutrisi yang lebih tahu. Sebagai simulasi dapat dilihat di sini (Estimated Average Requirement (EAR) for Energy (kcal) of Men (75 years and abobe) in United Kingdom is 2100 kcal per day). Tapi kenapa 2100 kkal yang digunakan? Pendekatan ini dipandang oleh ahli di PBB sebagai penekatan yang lebih terukur dan memiliki dasar yang kuat. Ukuran ini menurut Amartya Sen, cukupnya menjalankan fungsi sebagai manusia hidup. Bagaimana  dengan pendekatan lain? Menurut ahli yang megukur angka kemiskinan, masih terbuka untuk menyampaikan saran, dengan catatan memiliki dasar yang kuat dan terukur. 
 -
Pertanyaan saya lagi, apa dampaknya? Apakah dengan semakin sedikit presentase penduduk miskin, upaya pemerintah dalam pengentasan kemiskinan dapat dikatakan berhasil? Berhasil? Saya berfikir, jika memang benar hanya 11 pesen penduduk miskin di Indonesia diangkat oleh 89 persen masyarakat lainnya, pastilah Indonesia makmur. Anggaplah yang mau menyumbang dalam pengentasan kemiskinan adalah 22 persen penduduk Indonesia dari yang paling kaya, sudah cukup mengentaskan kemiskinan. Jika pemerintah sudah tidak mampu. Tapi apakah semudah itu? Siapa orang miskin ini? Apakah dengan konsumsi Rp 500.000,- per bulan sudah dikatakan layak hidup? Sebenarnya masih banyak hal lain yang sampai akhirnya terbentuk angka kemiskinan. 
 -
Jika melihat komoditi bukan makanan pemberi sumbangan terbesar untuk Garis Kemiskinan di perkotaan dan perdesaan agak berbeda. Tercatat di perkotaan adalah perumahan, pendidikan, bensin, angkutan, dan pakaian jadi anak-anak, sementara di perdesaan adalah perumahan, pakaian jadi anak-anak, listrik, pakaian jadi perempuan dewasa, dan bensin. Produk yang sama yaitu bensin, pakaian jadi anak-anak dan perumahan ternyata menjadi masalah baik perkotaan maupun di perdesaan. 
 -
Saya bukan ahli, oleh karena itu banyak pertanyaan di benak saya. Meskipun hanya mengenai satu angka statistik ini? 28,59 juta orang (11,66 persen). Padahal, banyak sekali angka statistik yang dikeluarkan pemerintah sebagai cermin pencapaian pembangunan nasional. Bagaimana dengan anda? Jangan-jangan anda tidak mau tahu. J Atau tinggal bilang, serahkan saja ke ahlinya, ahli ”statistik”.

Bahan Bacaan:
Istilah Statistik. Badan Pusat Statstik (BPS). www.bps.go.id
Food Nutriens. Estimated Average Requirement (EAR) for Energy(kcal) of Men (75 years and abobe) in United Kingdom is 2100 kcal per day. Akses tanggal 19 april 2013. http://wholefoodcatalog.info/requirement/ear/energy%28kcal%29/men_%2875_years_and_abobe%29/united_kingdom/foods/


Note: boleh copy paste, jangan lupa cantumkan sumbernya

No comments: