Hari ini (12/12/2012), tepat tanggal diramalkannya terjadi armagedon,
kiamat 2012. Saya melakukan perjalanan dinas ke Palangkaraya, Ibukota
Provinsi Kalimantan Tengah. Perjalanan ini, kali ke dua yg sebelumnya
sempat singgah dan berlanjut ke Lamandau. Tapi bedanya, saat ini khusus
ke ibukota provinsi, berdua dengan rekan satu kantor, rencananya tidak
lagi berlanjut ke kabupaten.
Perjalanan kami mulai dari bandara
soetta menggunakan Pesawat Garuda, pukul 05.55. Jadwal sampai di bandara
Cilik Riwut pukul 08.00. Turbulensi menemani perjalanan kami. Maklum
musim penghujan.
Cilik Riwut merupakan Gubernur pertama Kalteng. Orang yg memperjuangkan pisahnya Kalteng dr kalsel tahun 50'an.
Lokasi
kantor Provinsi dekat dengan jembatan Sungai Kahayan, ujung jembatan
sungai itu, tepatnya jalan piere tandean, arah ke jalan cilik riwut.
Kami
menginap di Penginapan Batu Suli. Rate paling murah 300'ribuan.
Lumayan untuk golongan II. Sebelum ke sana, sempat cari hotel lain yg
ternyata penuh. Banyak juga yg berkunjung dari Jakarta akhir tahun ini.
Kami
sempat mampir ke hotel Aquarius menjemput teman dr lisbang. Hotel ini
tempat kisruhnya PSSI, konggres di Loby dengan tamu dr FIFA belum lama
ini.
Hari ke 2 (13/12/12) perjalanan lanjut ke Kabupaten
Katingan, pusatnya duren di Kalteng.. :-) rasanya tepat waktu datang ke
sana. Meskipun rencananya tidak melakukan perjalanan ke Kabupaten,
setidaknya masih ada waktu memenuhi keinginan kepala BPS kabupaten yang
menginginkan kami datang ke sana.
Jalan poros melalui tanah
gambut. Yg diarsiteki oleh orang rusia, pada masa Pak Karno.. Pak Karno
memang revolusioner.. Dari tahun 50'an sampai sekarang, jalan mulus
minim kerusakan membuat kami salut.
Di sisi jalan, beberapa terlihat calon bibit kelapa sawit baru, ditambah lahan hasil rambah hutan yg ga jelas pemiliknya.
Lanjut
ke perjalanan yg panjang 80 km ke arah Katingan. Kanan kiri jalan sudah
pada hilang pepohonan karena ditebang. Tidak beralih fungsi, tapi
benar2 jd lahan lapang yg tidak bermanfaat, tidak mampu menahan tahah.
Makan
siang di Katingan bertemu dengan Bupati Katingan. Politik beliau dari
banteng merah (baca PDIP). Karir yg cemerlang mulai dari staf sampai
dengan PLT, yg akhirnya 2 kali pemilihan Bupati, beliau memenangkannya.
Sang
Bupati terlihat suka dengan lingkungan, terlihat sekitar kantor dinas
bupati pohon2 masih dijaga alami. Boulevard sebagai taman sangat rindang
dengan pohon2nya. Kelak, wilayah ini akan menjadi Kantor Bupati yg
paling asri. Bahkan, menurut kepala kantor pemerintahan di sana, kalau
HPH bisa dihapus, pasti dihapus. Karena bukan wewenang beliau, jd tidak
bisa berbuat banyak.
Banyak alasan yg bisa beliau gunakan.
Ilegal logging, perusakan lingkungan, diperparah kasus suap yg
melibatkan oknum aparat-aparat yg bertugas untuk memeriksa. Menurut
salah satu pemilik Truk pengangkut kayu hasil hutan, kayu-kayu dibawah
diameter 40 cm yg tidak boleh ditebang, sudah dibabat habis. Tidak ada
lagi tebang pilih. Hasil potret laporan tebang pilih yg diperiksa pihak
kementrian kehutanan di pusat, merupakan laporan dari pihak kuasa
pengguna hutan. Bukanlah laporan dari penilik dari pusat. Penilik dari
pusat, menurutnya tidak pernah sampai di tempat logging berlangsung.
Itulah
kenyataan sebenarnya terjadi di hutan kalimantan. Selain ilegal logging
yang terus terjadi, perambahan hutan menjadi kebun kelapa sawit
memperparah kondisi tanah. Unsur hara benar-benar habis.
Kami
juga tidak ingin tutup mata, tapi apa yg bisa kami lakukan. Setidaknya,
informasi ini saya munculkan supaya publik sedikit membuka mata.
Melanjutkan
perjalanan kami, sore hari. Mencari beberapa souvenir untuk oleh-oleh
di kantor dan di rumah. Adanya mandau di rumah, belum lengkap kalau
belum ada perisainya. Akhirnya saya beli perisai, sekaligus membelikan
pernak-pernik untuk rekan-rekan kantor.
Karena pulang terlalu
sore, pasar sudah banyak tutup, kami pun beli seadanya. Pengin beli
batik, tapi tidak cukup uangnya. Hehehe.. Maklum..
Yang terakhir, kalau mau beli pernak-pernik untuk oleh-oleh. Beli di Jakarta lebih afdol..
Yang terakhir, kalau mau beli pernak-pernik untuk oleh-oleh. Beli di Jakarta lebih afdol..
No comments:
Post a Comment