Search This Blog

Tuesday, 18 December 2012

Palangkaraya Kota Cantik


Hari ini (12/12/2012), tepat tanggal diramalkannya terjadi armagedon, kiamat 2012. Saya melakukan perjalanan dinas ke Palangkaraya, Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah.  Perjalanan ini, kali ke dua yg sebelumnya sempat singgah dan berlanjut ke Lamandau. Tapi bedanya, saat ini khusus ke ibukota provinsi, berdua dengan rekan satu kantor, rencananya tidak lagi berlanjut ke kabupaten. 

Perjalanan kami mulai dari bandara soetta menggunakan Pesawat Garuda, pukul 05.55. Jadwal sampai di bandara Cilik Riwut pukul 08.00. Turbulensi menemani perjalanan kami. Maklum musim penghujan.

Cilik Riwut merupakan Gubernur pertama Kalteng. Orang yg memperjuangkan pisahnya Kalteng dr kalsel tahun 50'an.  

Lokasi kantor Provinsi dekat dengan jembatan Sungai Kahayan, ujung jembatan sungai itu, tepatnya jalan piere tandean, arah ke jalan cilik riwut. 

Kami menginap di Penginapan Batu Suli. Rate paling murah 300'ribuan.  Lumayan untuk golongan II. Sebelum ke sana, sempat cari hotel lain yg ternyata penuh. Banyak juga yg berkunjung dari Jakarta akhir tahun ini.
Kami sempat mampir ke hotel Aquarius menjemput teman dr lisbang. Hotel ini tempat kisruhnya PSSI, konggres di Loby dengan tamu dr FIFA belum lama ini. 


Hari ke 2 (13/12/12) perjalanan lanjut ke Kabupaten Katingan, pusatnya duren di Kalteng.. :-) rasanya tepat waktu datang ke sana. Meskipun rencananya tidak melakukan perjalanan ke Kabupaten, setidaknya masih ada waktu memenuhi keinginan kepala BPS kabupaten yang menginginkan kami datang ke sana.

Jalan poros melalui tanah gambut. Yg diarsiteki oleh orang rusia, pada masa Pak Karno.. Pak Karno memang revolusioner.. Dari tahun 50'an sampai sekarang, jalan mulus minim kerusakan membuat kami salut.

Di sisi jalan, beberapa terlihat calon bibit kelapa sawit baru, ditambah lahan hasil rambah hutan yg ga jelas pemiliknya.

Lanjut ke perjalanan yg panjang 80 km ke arah Katingan. Kanan kiri jalan sudah pada hilang pepohonan karena ditebang. Tidak beralih fungsi, tapi benar2 jd lahan lapang yg tidak bermanfaat, tidak mampu menahan tahah.

Makan siang di Katingan bertemu dengan Bupati Katingan. Politik beliau dari banteng merah (baca PDIP). Karir yg cemerlang mulai dari staf sampai dengan PLT, yg akhirnya 2 kali pemilihan Bupati, beliau memenangkannya. 

Sang Bupati terlihat suka dengan lingkungan, terlihat sekitar kantor dinas bupati pohon2 masih dijaga alami. Boulevard sebagai taman sangat rindang dengan pohon2nya. Kelak, wilayah ini akan menjadi Kantor Bupati yg paling asri. Bahkan, menurut kepala kantor pemerintahan di sana, kalau HPH bisa dihapus, pasti dihapus. Karena bukan wewenang beliau, jd tidak bisa berbuat banyak. 

Banyak alasan yg bisa beliau gunakan. Ilegal logging, perusakan lingkungan, diperparah kasus suap yg melibatkan oknum aparat-aparat yg bertugas untuk memeriksa. Menurut salah satu pemilik Truk pengangkut kayu hasil hutan, kayu-kayu dibawah diameter 40 cm yg tidak boleh ditebang, sudah dibabat habis. Tidak ada lagi tebang pilih. Hasil potret laporan tebang pilih yg diperiksa pihak kementrian kehutanan di pusat, merupakan laporan dari pihak kuasa pengguna hutan. Bukanlah laporan dari penilik dari pusat. Penilik dari pusat, menurutnya tidak pernah sampai di tempat logging berlangsung. 

Itulah kenyataan sebenarnya terjadi di hutan kalimantan. Selain ilegal logging yang terus terjadi, perambahan hutan menjadi kebun kelapa sawit memperparah kondisi tanah.  Unsur hara benar-benar habis.

Kami juga tidak ingin tutup mata, tapi apa yg bisa kami lakukan. Setidaknya, informasi ini saya munculkan supaya publik sedikit membuka mata. 

Melanjutkan perjalanan kami, sore hari. Mencari beberapa souvenir untuk oleh-oleh di kantor dan di rumah. Adanya mandau di rumah, belum lengkap kalau belum ada perisainya. Akhirnya saya beli perisai, sekaligus membelikan pernak-pernik untuk rekan-rekan kantor.

Karena pulang terlalu sore, pasar sudah banyak tutup, kami pun beli seadanya. Pengin beli batik, tapi tidak cukup uangnya. Hehehe.. Maklum..


Yang terakhir, kalau mau beli pernak-pernik untuk oleh-oleh. Beli di Jakarta lebih afdol.. 


No comments: